Label

Jumat, 31 Mei 2013

Benar, Wahhabi Bukan Dari "Islam" ..!


,,, BENAR, WAHHABI BUKAN DARI 'ISLAM' ,,,

Mataku terbelalak begitu membaca sebuah postingan di sebuah grup. Dikatakan di situ:
"WAHHABI BUKAN DARI ISLAM"

Sesaat aku terdiam. Aku mencoba tetap tenang, sabar, tidak terbawa emosi. Aku pun berdoa semoga si penulis mendapat hidayah dari Allah di atas alhaq, bermanhaj dengan manhaj yang benar, mencintai Sunnah Nabi dan istiqomah di atasnya, aqidah dan tauhidnya lurus, serta berpegang dengan manhaj As-Salafush Sholeh. Aamiin yaa Mujiibassaailiin.....

Wahai Dunia... Dengarkanlah !
Mungkin benar, bahwa Wahhabi (para pemegang Manhaj Salaf) itu tidak berasal dari 'Islam'. Karena itulah para Wahhabi:

Rabu, 29 Mei 2013

Cukup dengan sebutan Muslim saja?

 # Sebut Saja Muslim, Bukan Salafy
-------------------------------------------

Allah telah menamakan kita Muslim, lalu mengapa menisbatkan diri kepada Salaf? Keraguan ini telah dijawab dengan sangat indah oleh Imam Al-Albani dalam diskusinya dengan seseorang pada topik ini, direkam dalam kaset dengan judul “Saya Salafi” (Ana Salafi), dan berikut adalah pemaparan bagian penting dari diskusi tersebut.

Syaikh Al-Albani: “Jika ditanyakan kepadamu, “Apa madzhabmu?”, apa jawaban anda?

Penanya: “Saya seorang Muslim”

Syaikh Al-Albani: “Itu tidak cukup.”

Selasa, 21 Mei 2013

Mengenal Sekilas Imam Ahli Qira'ah

Al Qurraa’ As Sab’ah ( tujuh ahli qira’at ) yang terkenal, yang disebutkan oleh Abu Bakr bin Mujahid rahimahullah, dan dikhususkan penyebutan dikarenakan mereka – menurut Abu Bakr bin Mujahid - terkenal dengan ketelitian, amanah, dan lamanya mereka dalam menggeluti ilmu Qira’at, dan kesepakatan pendapat para ulama untuk mengambil Qira’at dari mereka.

Mereka itu adalah sebagai berikut :

Pertama : Abu ‘Amr bin Al ‘Alaa’, gurunya para perawi.
Dia adalah Ziyad bin Al ‘Alaa’ bin ‘Ammar Al Mazini Al Bashri rahimahullah. Ada yang mengatakan bahwa namanya adalah Yahya, ada lagi yang mengatakan bahwa namannya adalah kunyahnya. Dia wafat di Kufah pada tahun 154 H.

Jumat, 17 Mei 2013

10 Kriteria Aliran Sesat menurut MUI

Bagaimana caranya menentukan suatu kelompok merupakan aliran sesat?

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan 10 kriterianya. Pedoman agar tidak tersesat. Pedoman identifikasi aliran sesat dikemukakan dalam penutupan rakernas MUI di Hotel Sari Pan Pacific, Jl MH Thamrin, Jakarta, Selasa (6/11/2007).

Berikut kriterianya:

1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang enam.

Mana Yang Lebih Utama : Wanita Dunia Atau Bidadari ..?


Terdapat sebuah riwayat sebagai berikut :

وروى عن أم سلمة زوج النبي ! قالت: قلت: يا رسول الله ! أخبرني عن قول الله عز وجل: (حور عين) قالحور) بيض (عين): ضخام، شفر الحوراء بمنزلة جناح النسر قلت: يا رسول الله! فأخبرني عن قول الله عز وجل (كأنهن الياقوت

والمرجان) ؟ قال: صفاؤهن كصفاء الدر الذي في الأصداف الذي لا تمسه الأيدي قلت: يا رسول الله ! فأخبرني عن قول الله عز وجل (فيهن خيرات حسان) قال: خيرات الأخلاق، حسان الوجوه) قلت: يا رسول الله ! فأخبرني عن قول الله عز

وجل (كأنهن بيض مكنون) قال: رقتهن كرقة الجلد الذي في داخل البيض مما يلي القشر وهو (الغرقئ) قلت: يا رسول الله ! فأخبرني عن قول الله عز وجل (عربا أترابا) ؟ قال: هن اللواتي قبضن في دار الدنيا عجائز رمصا شمطا، خلقهن الله

بعد الكبر فجعلهن عذارى عربا متعشقات متحببات أترابا على ميلاد واحد قلت: يا رسول الله ! أنساء الدنيا أفضل أم الحور العين ؟ قال: نساء الدنيا أفضل من الحور العين، كفضل الظهارة على البطانة قلت: يا رسول الله ! وبم ذاك ؟ قال:

بصلاتهن وصيامهن وعبادتهن الله عز وجل ؛ ألبس الله عز وجل وجوههن النور، وأجسادهن الحرير، بيض الألوان، خضر الثياب، صفر الحلي، مجامرهن الدر، وأمشاطهن الذهب، يقلن: ألا نحن الخالدات فلا نموت أبدا، ألا ونحن الناعمات فلا

نبأس أبدا، ألا ونحن المقيمات فلا نظعن أبدا، ألا ونحن الراضيات فلا نسخط أبدا، طوبى لمن كنا له وكان لنا قلت: يا رسول الله ! المرأة منا تتزوج الزوجين والثلاثة والأربعة في الدنيا ؛ ثم تموت فتدخل الجنة ويدخلون معها ؛ من يكون زوجها

منهم ؟ قال: يا أم سلمة ! إنها تخير، فتختار أحسنهم خلقا، فتقول: أي رب ! إن هذا كان أحسنهم معي خلقا في الدار الدنيا فزوجنيه ؛ يا أم سلمة ذهب حسن الخلق بخير الدنيا والآخرة

Ummu Salamah radhiallahu ‘anha dia berkata : " Saya berkata : "Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jelita."

Selasa, 14 Mei 2013

Peristiwa Karbala Dalam Pandangan Ahlussunnah Wal Jama’ah

Oleh: Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat

URGENSI SANAD
Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan dalam kitab Aqidah al-Wasithiyyah : "Ahlussunnah menahan lidah dari permasalahan atau pertikaian yang terjadi diantara para Sahabat Radhiyallahu 'anhum. Dan mereka juga mengatakan: “Sesungguhnya riwayat-riwayat yang dibawakan dan sampai kepada kita tentang keburukan-keburukan para Sahabat Radhiyallahu 'anhum (pertikaian atau peperangan) ada yang dusta dan ada juga yang ditambah, dikurangi dan dirubah dari aslinya (serta ada pula yang shahih-pen). Riwayat yang shahih. menyatakan, bahwa para Sahabat Radhiyallahu 'anhum ini ma'dzûrûn (orang-orang yang diberi udzur). Baik dikatakan karena mereka itu para mujtahid yang melakukan ijtihad dengan benar ataupun juga para mujtahid yang ijtihadnya keliru.”[1]