Label

Sabtu, 29 Desember 2012

Aku menginginkan hati-nya, berdosakah.??

Sebuah pertanyaan dari seorang akhwat melalui sms :

- Dosakah hti ini yng menginginkan htinya.. ?
SaLahkah diri ini yng sgt amat mengingikan dirinya untuk qu.. ???

Al jawab :

+ بسم الله ...

Siapakah gerangan pemilik hati itu.?

Apakah ia seorang pria pembual nan brengsek.?Pengobral kata2 manis nan (maaf) menjijikkan?

Ataukah pemilik hati itu seorang pria sejati nan Shalih.? Yaitu manakala pria SEJATI nan SHALIH terpaut hati dng lawan jenis (wanita), ia mendatangi orang tua wanita, melamarnya, kemudian menikahinya. الحمد لله bila demikian keadannya. Maka, tiada salah dan dosa memiliki hati bila melewati cara yang MULIA dan TERHORMAT.

Hanyasanya, mereka terlampau mengikuti hati dg tidak hati2. Yg mana itu adalah bisikan syaithan. الحمدلله engkau mengetahui dosa.

Seorang Shalih di zaman Taabi'in bernama Muhammad bin Waasi' berkata: "jika dosa memiliki aroma, maka tidak ada seorangpun yg mau duduk di dekatku (krn bgitu menyengat & busuknya bau dosaku)".

Dengan demikian, takutlah kpd الله dari perkara dosa walau engkau rasa itu baik menurut persangkaanmu. Kenalilah Robbmu shg engkau lbih takut kpd الله dari mengikuti syahwat.

Ahmad bin 'Ashim Al Anthoki (wafat th.239H) "barangsiapa yg lebih mengenal الله mk ia akan lbh TAKUT kpd الله".[al bidayah wan nihayah].

By: yg mengharapkan surga untukku, untukmu..

-Selesai-
_____________
Tambahan:

Solusi terbaik bagi yang ingin memadu kasih adalah dengan menikah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

« لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ »


“Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.” [ HR. Ibnu Majah no. 1847].

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya obat bagi orang yang saling mencintai adalah dengan menyatunya dua insan tersebut dalam jenjang pernikahan.” [Rodhotul Muhibbin, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, hal. 212, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah Beirut, tahun 1412 H].


Tidak ada komentar:

Posting Komentar