Bismillah..
Tulisan ini bukan bermaksud memojokkan seorang wanita. Akan tetapi sekedar berbagi mengenai apa yang di sampaikan oleh kekasih kita Rosulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallam yaitu perihal Fitnah wanita. Terima atau tidak terima begitulah Rosulullah *Shallallaahu 'alaihi wa sallam menasehati ummatnya dari bahaya fitnah wanita.
Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
“Tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki laki (melainkan fitnah yang datang dari) wanita.” Dikeluarkan oleh Bukhari (9/5096); Muslim (4/2097), Ibnu Majah (3998) dan At-Tirmidzi (2780) dan dia berkata: “Hadits Hasan Shahih”
Tulisan ini bukan bermaksud memojokkan seorang wanita. Akan tetapi sekedar berbagi mengenai apa yang di sampaikan oleh kekasih kita Rosulullaah Shallallaahu 'alaihi wa sallam yaitu perihal Fitnah wanita. Terima atau tidak terima begitulah Rosulullah *Shallallaahu 'alaihi wa sallam menasehati ummatnya dari bahaya fitnah wanita.
Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
“Tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki laki (melainkan fitnah yang datang dari) wanita.” Dikeluarkan oleh Bukhari (9/5096); Muslim (4/2097), Ibnu Majah (3998) dan At-Tirmidzi (2780) dan dia berkata: “Hadits Hasan Shahih”
Al-Mubarakfuri rahimahullaah (Ulama India. wafat th.1427H) berkata: “(Sisi berbahayanya fitnah wanita bagi lelaki) adalah karena keumuman tabiat seorang lelaki adalah sangat mencintai wanita.
Bahkan banyak terjadi perkara yang haram (zina, perselingkuhan,
pacaran, dan pemerkosaan, yang dipicu [daya tarik] wanita). Bahkan
banyak pula terjadi permusuhan dan peperangan disebabkan wanita.
Minimalnya, wanita atau istri bisa menyebabkan seorang suami atau
seorang lelaki ambisius terhadap dunia. Maka ujian apalagi yang lebih
dahsyat darinya?
Berkata Imam Ibnu Hajar rahimahullah : hadits ini menerangkan bahwa fitnah wanita itu paling dahsyat dibandingkan fitnah selainnya, sebagaimana yang telah diperkuat dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala : _” Dihiasi bagi manusia kecintaan terhadap apa-apa yang gandrungi manusia berupa syahwat terhadap wanita..” (QS.
Al-Imran:14) maka Allah menjadikan kecintaan terhadap mereka bagian
dari syahwat yang digandrungi manusia, dan Allah menempatkan mereka pada
posisi pertama sebelum fitnah lainnya sebagai bentuk isyarat bahwa mereka adalah sumber segala fitnah…
Imam Muslim meriwayatkan dari hadis Abu Sa’id raahimahullah:
واتقوا النساء، فإن أول فتنة بني إسرائيل كانت في النساء.
“takutlah kalian terhadap (fitnah wanita) karena sesungguhnya awal fitnah yang menimpa Bani Israil adalah di sebabkan wanita”.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Al-Bazzar bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:
إن المرأة عورة ، فإذا خرجت استشرفها الشيطان ، وأقرب ما تكون بروحة ربها وهي في قعر بيتها ”
“sesungguhnya wanita itu adalah aurat, maka jika dia keluar niscaya akan dihiasi oleh syaitan, dan sedekat-dekatnya seorang wanita dengan Tuhannya yaitu tatkala dia di dalam rumahnya”.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menyerupakan godaan wanita itu seperti setan, sebagaimana dalam hadits Jabir bin Abdillah raadiyallaahu'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam melihat seorang wanita. Kemudian beliau mendatangi Zainab istrinya, yang waktu itu sedang menyamak kulit hewan. Beliau shallallahu ’alaihi wasallam lalu menunaikan hajatnya (menggaulinya dalam rangka menyalurkan syahwatnya karena melihat wanita itu). Setelah itu, beliau keluar menuju para sahabat dan bersabda:
إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ
“Sesungguhnya wanita itu datang dalam bentuk setan dan berlalu dalam bentuk setan pula. Apabila salah seorang kalian melihat seorang wanita (dan bangkit syahwatnya) maka hendaknya dia mendatangi istrinya (menggaulinya), karena hal itu akan mengembalikan apa yang ada pada dirinya (meredakan syahwatnya).” (HR. Muslim).
Al-Imam An-Nawawi raahimahullaah berkata dalam Syarah Shahih Muslim (8/187): “Para ulama mengatakan, makna hadits itu adalah bahwa penampilan wanita membangkitkan syahwat dan mengajak kepada fitnah. Karena Allah Subhaanahu wa ta'aala telah menjadikan adanya kecenderungan atau kecintaan kepada wanita dalam hati para lelaki, merasa nikmat melihat kecantikannya berikut segala sesuatu yang terkait dengannya. Sehingga seorang wanita ada sisi keserupaan dengan setan dalam hal mengajak kepada kejelekan atau kemaksiatan melalui was-was serta ditampakkan bagus dan indahnya kemaksiatan itu kepadanya.
Dapat diambil pula faedah hukum dari hadits ini bahwa sepantasnya seorang wanita tidak keluar dari rumahnya, (berada) di antara lelaki, kecuali karena sebuah keperluan (darurat) yang mengharuskan dia keluar._ Allah berfirman : ..Dan hendaklah kalian menetap di rumah-rumah kalian.. (QS. Al- Ahzab: 32).
Sebagai penutup berikut nasehat dari kekasih kita Rosulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam kepada para suami :
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلْعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ مَا فِي الضِّلْعِ أَعْلَاهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
“Berniat dan berbuat baiklah kalian kepada para wanita. Karena seorang wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dan sesungguhnya rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Maka apabila kamu berusaha dengan keras meluruskannya, niscaya kamu akan mematahkannya. Sedangkan bila kamu membiarkannya niscaya akan tetap bengkok. Maka berwasiatlah kalian kepada para istri (dengan wasiat yang baik).” (Muttafaqun ‘alaih dari Abu Hurairah).
Dikumpulkan dari berbagai sumber.
Wallaahua'lam ..
Imam Muslim meriwayatkan dari hadis Abu Sa’id raahimahullah:
واتقوا النساء، فإن أول فتنة بني إسرائيل كانت في النساء.
“takutlah kalian terhadap (fitnah wanita) karena sesungguhnya awal fitnah yang menimpa Bani Israil adalah di sebabkan wanita”.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Al-Bazzar bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:
إن المرأة عورة ، فإذا خرجت استشرفها الشيطان ، وأقرب ما تكون بروحة ربها وهي في قعر بيتها ”
“sesungguhnya wanita itu adalah aurat, maka jika dia keluar niscaya akan dihiasi oleh syaitan, dan sedekat-dekatnya seorang wanita dengan Tuhannya yaitu tatkala dia di dalam rumahnya”.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menyerupakan godaan wanita itu seperti setan, sebagaimana dalam hadits Jabir bin Abdillah raadiyallaahu'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam melihat seorang wanita. Kemudian beliau mendatangi Zainab istrinya, yang waktu itu sedang menyamak kulit hewan. Beliau shallallahu ’alaihi wasallam lalu menunaikan hajatnya (menggaulinya dalam rangka menyalurkan syahwatnya karena melihat wanita itu). Setelah itu, beliau keluar menuju para sahabat dan bersabda:
إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ
“Sesungguhnya wanita itu datang dalam bentuk setan dan berlalu dalam bentuk setan pula. Apabila salah seorang kalian melihat seorang wanita (dan bangkit syahwatnya) maka hendaknya dia mendatangi istrinya (menggaulinya), karena hal itu akan mengembalikan apa yang ada pada dirinya (meredakan syahwatnya).” (HR. Muslim).
Al-Imam An-Nawawi raahimahullaah berkata dalam Syarah Shahih Muslim (8/187): “Para ulama mengatakan, makna hadits itu adalah bahwa penampilan wanita membangkitkan syahwat dan mengajak kepada fitnah. Karena Allah Subhaanahu wa ta'aala telah menjadikan adanya kecenderungan atau kecintaan kepada wanita dalam hati para lelaki, merasa nikmat melihat kecantikannya berikut segala sesuatu yang terkait dengannya. Sehingga seorang wanita ada sisi keserupaan dengan setan dalam hal mengajak kepada kejelekan atau kemaksiatan melalui was-was serta ditampakkan bagus dan indahnya kemaksiatan itu kepadanya.
Dapat diambil pula faedah hukum dari hadits ini bahwa sepantasnya seorang wanita tidak keluar dari rumahnya, (berada) di antara lelaki, kecuali karena sebuah keperluan (darurat) yang mengharuskan dia keluar._ Allah berfirman : ..Dan hendaklah kalian menetap di rumah-rumah kalian.. (QS. Al- Ahzab: 32).
Sebagai penutup berikut nasehat dari kekasih kita Rosulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam kepada para suami :
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلْعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ مَا فِي الضِّلْعِ أَعْلَاهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
“Berniat dan berbuat baiklah kalian kepada para wanita. Karena seorang wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dan sesungguhnya rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Maka apabila kamu berusaha dengan keras meluruskannya, niscaya kamu akan mematahkannya. Sedangkan bila kamu membiarkannya niscaya akan tetap bengkok. Maka berwasiatlah kalian kepada para istri (dengan wasiat yang baik).” (Muttafaqun ‘alaih dari Abu Hurairah).
Dikumpulkan dari berbagai sumber.
Wallaahua'lam ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar