Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat serta salam atas
Nabi kita Muhammad, keluarga dan seluruh para sahabat beliau.
Allah ta’ala berfirman :
“Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi
daerah-daerah, lalu kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi
sedikit) dari tepi-tepinya?” (QS. Ar-Radd : 41)
Atha’ -rahimahullah- berkata : “Makna ayat ini : “lalu Kami kurangi
daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya”, adalah
kematian para ulamanya”.
Dan kematian seorang ahli ilmu (ulama) merupakan bencana bagi Islam
dan lebih besar pengaruhnya bagi umat daripada ketiadaan pangan dan
minuman yang menimpa mereka, karena umat membutuhkan ilmu setiap waktu,
sedangkan pangan dan minuman hanya dibutuhkan sekali atau dua kali dalam
sehari.
Dan kematian para ulama adalah sebab terangkatnya ilmu syariat, sebagaimana sabda Nabi :
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِعِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu begitu saja dari manusia,
akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, hingga jika
tidak tersisa lagi seorang ulama, manusia menjadikan orang-orang bodoh
sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya dan berfatwa tanpa ilmu, maka
mereka pun sesat dan menyesatkan”. (HR. Bukhari dalam kitabul ilmi)
Ya Allah selamatkanlah agama kami yang merupakan pokok urusan kami …
Dan berilah kami pahala dari musibah yang menimpa kami, dan berilah ganti yang lebih baik darinya…amin
Dan berilah kami pahala dari musibah yang menimpa kami, dan berilah ganti yang lebih baik darinya…amin
1. Nama, tempat dan tanggal lahir
Beliau seorang ahli hadits yang fakih, ulama terkemuka, ahli fatwa
dan pemimpin para ulama. Nama lengkap beliau adalah Abdul Aziz bin
Abdullah bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah al-Baaz, nama
kunyah/julukannya adalah Abu Abdillah. Beliau dilahirkan di kota Riyadh
ibukota kerajaan Saudi Arabia pada 12 Dzulhijjah tahun 1330 H, dari
kecil hingga lanjut usia beliau hidup di kota itu, dan tidak pernah
keluar dari nya kecuali untuk menunaikan haji atau umrah.
Al-Imam Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baaz adalah salah seorang ulama
yang masyhur dan seorang alim di Jazirah al-Arabiyyah yang fatwa-fatwa
dan karya-karyanya diterima dengan baik oleh masyarakat. Ratusan
penuntut ilmu belajar kepada beliau.
2. Keluarga dan menimba ilmu
Keluarga beliau adalah keluarga yang terkenal dengan ilmu dan
perdagangan, pertanian dan dikenal akan keutamaan dan akhlaknya. Asal
mereka dari Madinah. Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz hidup dalam lingkungan
ilmu, petunjuk dan kebaikan, amat jauh dari keduniaan dan perhiasannya
yang menipu. Kota Riyadh pada waktu itu adalah kota ilmu dan petunjuk,
di kota tersebut banyak tinggal para ulama terkemuka dan tokoh agama
yang menyerukan dakwah kembali kepada al-Qur’an dan sunnah Rasulullah
-shollallahu alaihi wa sallam-. Suasana kota Riyadh pada saat itu aman
dan stabil, setelah Raja Abdul Aziz -rahimahullah- datang dan bermukim
di Riyadh serta menerapkan hukum yang adil, yang dibangun di atas
syariat Islam setelah sebelumnya kota itu dalam kekacauan yang tidak ada
akhirnya.
Demikianlah, Syaikh Bin Baaz tumbuh dan berkembang dalam lingkungan
ilmu, maka tidak diragukan lagi bahwa al-Qur’anul Karim adalah cahaya
yang menerangi kehidupan beliau, al-Qur’an adalah lambang keselamatan
dan kesuksesan. Maka beliau memulai mempelajari al-Qur’an, sebagaimana
adat kebiasaan para ulama salaf rahimahumullah, dimana mereka menjadikan
al-Qur’an sebagai dasar ilmu mereka, mereka hafalkan dan
mempelajarinya, memperhatikan hukum-hukum dan tafsirnya. Dari sana,
mereka mempelajari ilmu syariat lainnya.
Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz telah menghafal al-Qur’an di luar kepala
sebelum baligh, beliau sangat menjaga hafalan dan memantapkannya.
Setelah mempelajari al-Qur’an, beliau menuntut ilmu kepada para ulama di
daerah Najd dengan kesungguhan, lapang jiwa dan sabar. Syaikh Bin Baaz
pernah menyebutkan dalam ceramah beliau, bahwa ibunya mempunyai andil
besar dalam mengarahkan beliau menuntut ilmu syar’i serta sabar dalam
menekuninya. Ibu beliau senantiasa mendorong dan menganjurkan beliau
untuk terus menuntut ilmu dan berusaha memperolehnya dengan kesungguhan.
Setelah nampak bahwa beliau pandai dalam ilmu agama dan bahasa Arab,
beliau ditunjuk menjadi hakim pada tahun 1357 H, dan beliau terus
menerus menuntut ilmu sepanjang hidupnya, mengadakan penelitian serta
mengajar malam dan siang. Kedudukan beliau tidak menyibukkan beliau dari
kegiatan ilmiah, hingga hal ini menjadikan beliau kokoh dan mendalam
pengetahuannya dalam berbagai ilmu. Beliau amat perhatian terhadap
hadits beserta ilmunya, hingga pendapat beliau dalam pen-shahihan dan
pen-dhaifan hadits dijadikan rujukan. Kedudukan ini sedikit dicapai oleh
para ulama, khususnya pada zaman ini.
3. Mengalami kebutaan
Awalnya Syaikh Bin Baaz tidak buta, kemudian dengan hikmah Allah,
mata beliau berangsur-angsur melemah lantaran sakit yang menimpa kedua
matanya pada tahun 1346 H, lalu pada tahun 1350 H beliau mengalami
kebutaan total. Usia beliau saat itu hampir duapuluh tahun. Akan tetapi,
yang demikian itu tidak menjadikan beliau meninggalkan atau berkurang
semangat dan tekad beliau dalam mencari ilmu. Justru beliau terus
menuntut ilmu dari para ulama yang shalih, hingga beliau dapat mengambil
faedah yang banyak dari mereka. Para ulama itu memberi pengaruh dalam
kehidupan beliau, dalam pandangannya yang lurus, ilmu yang bermanfaat,
bersemangat dalam mencapai hal-hal yang bernilai, tumbuh dalam
keutamaan, berakhlak mulia dan pendidikan yang terpuji, dan hal-hal yang
memberikan andil yang besar bagi beliau dalam meneruskan menuntut ilmu.
Dan hal yang patut diketahui, bahwa Syaikh Bin Baaz banyak mendapatkan
banyak faedah dari kebutaan beliau diantaranya :
Pertama :
Mendapatkan balasan yang baik dan pahala yang banyak dari Allah -subhanahu wa taala-. Imam Bukhari -rahimahullah- meriwayatkan dalam shahih Bukhari dalam hadits Qudsi bahwasanya Allah ta’ala berfirman :
Mendapatkan balasan yang baik dan pahala yang banyak dari Allah -subhanahu wa taala-. Imam Bukhari -rahimahullah- meriwayatkan dalam shahih Bukhari dalam hadits Qudsi bahwasanya Allah ta’ala berfirman :
إِذَا اِبْتَلَيْتُ عَبْدِي بِفَقْدِ حَبِيْبَتَيْهِ عَوَّضْتُهُمَا الْجَنَّةَ
“Jika aku menguji hamba-Ku dengan kehilangan kedua matanya, aku akan mengganti keduanya dengan surga”. (HR Bukhari)
Kedua :
Kekuatan dalam mengingat dan kecerdasan luar biasa, Syaikh Bin Baaz v adalah seorang ulama ahli hadits pada zaman ini. Jika anda bertanya tentang suatu hadits yang terdapat di al-Kutubussitt’ah , Musnad Ahmad atau kitab-kitab hadits lainnya, anda akan dapati bahwa beliau hafal baik nash hadits, maupun sanad periwayatannya, penjelasannya dll.
Kekuatan dalam mengingat dan kecerdasan luar biasa, Syaikh Bin Baaz v adalah seorang ulama ahli hadits pada zaman ini. Jika anda bertanya tentang suatu hadits yang terdapat di al-Kutubussitt’ah , Musnad Ahmad atau kitab-kitab hadits lainnya, anda akan dapati bahwa beliau hafal baik nash hadits, maupun sanad periwayatannya, penjelasannya dll.
Ketiga :
Beliau terhalaukan dari keindahan dunia dan fitnahnya. Syaikh Bin Baaz adalah seorang yang berlaku zuhud di dunia dan bersikap hati-hati, serta mengarahkan hatinya ke negeri akhirat, bersikap tawadhu dan berendah diri dihadapan Allah -subhanahu wa taala-.
Beliau terhalaukan dari keindahan dunia dan fitnahnya. Syaikh Bin Baaz adalah seorang yang berlaku zuhud di dunia dan bersikap hati-hati, serta mengarahkan hatinya ke negeri akhirat, bersikap tawadhu dan berendah diri dihadapan Allah -subhanahu wa taala-.
Keempat :
Beliau banyak mengambil faedah dari kebutaan yang beliau alami, dimana beliau berusaha dengan keras dalam menuntut ilmu, menguatkan kesabaran dalam meniti jalannya hingga menjadi ulama terkemuka yang dikenal akan ilmu dan pemahamannya, serta kuat dalam berdalil. Allah -azza wa jalla- telah mengganti cahaya kedua mata beliau dengan cahaya pada hati beliau, cinta pada ilmu, menempuh sunnah, dan berjalan di atas petunjuk serta kecerdasan dalam hati.
Beliau banyak mengambil faedah dari kebutaan yang beliau alami, dimana beliau berusaha dengan keras dalam menuntut ilmu, menguatkan kesabaran dalam meniti jalannya hingga menjadi ulama terkemuka yang dikenal akan ilmu dan pemahamannya, serta kuat dalam berdalil. Allah -azza wa jalla- telah mengganti cahaya kedua mata beliau dengan cahaya pada hati beliau, cinta pada ilmu, menempuh sunnah, dan berjalan di atas petunjuk serta kecerdasan dalam hati.
4. Kesibukan dalam mengajar
Syaikh bin Baaz -rahimahullah- melihat bahwa pekerjaannya sebagai
kepala hakim telah menyibukkannya dari mengajar dan ilmu, maka beliaupun
meninggalkan pekerjaan sebagai kepala hakim dan menjadi dosen di Riyadh
di kuliah syariah. Beliau menyampaikan pelajarannya langsung tanpa
persiapan karena hafalannya yang sangat kuat, dan beliau amat dicintai
oleh para muridnya.
Kemudian setelah itu, beliau menjadi rektor Universitas Islam di kota
Madinah, berkumpul dengan para dosennya dan memberikan pengarahan yang
baik untuk berlaku lembut dalam bermuamalah serta perhatian dalam
memberikan ilmu. Beliau mengucapkan salam kepada para mahasiswa, jika
berjalan melalui kelas-kelas dan mendengarkan permasalahan yang
disampaikan mereka. Terkadang, beliau memberikan ceramah-ceramah. Pintu
perpustakaan beliau terbuka untuk penuntut ilmu, dan inilah keistimewaan
beliau yang banyak tidak dilakukan para ulama dan mereka yang memiliki
perpustakaan, dimana mereka tutup perpustakaan mereka dari para penuntut
ilmu dan kaum muslimin.
5. Akhlak Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz
Syaikh Bin Baaz adalah seorang yang memiliki kewibawaan, dimana sosok
kemuliaan para ulama adalah dari kewibawaan mereka, disamping kedudukan
tinggi yang mereka miliki. Sikap berwibawa pada diri beliau ini, Allah
tanamkan pada hati manusia ketika melihatnya, dan hal ini tumbuh dari
kecintaan, pengagungan dan penghormatan padanya, bukan timbul dari rasa
takut pada beliau. Bahkan Syaikh Bin Baaz -rahimahullah- mewajibkan
dirinya untuk berlaku hormat dan berakhlak mulia pada mereka, hingga hal
ini menjadikan mereka segan dan malu pada beliau, dan mereka sangat
menghormati beliau.
Dan hal yang menambah kewibawaan beliau adalah beliau menjauhi ucapan
jelek dan buruk serta hal-hal yang menodai rasa malu. Hampir-hampir
anda tidak akan mendapati dalam majelis beliau tawa canda kecuali
sedikit, tetapi anda akan dapati dalam majelis beliau penuh dengan
dzikir kepada Allah, dan memikirkan hal-hal akhirat.
Barangkali hal yang menonjol pada diri Syaikh Bin Baaz adalah sikap
zuhud beliau -rahimahullah-, padahal beliau memiliki kekayaan. Namun,
beliau berpaling dari dunia dan lebih mendahulukan akhirat, karena
beliau mengetahui bahwa akhirat adalah negeri yang kekal dan dunia
adalah tempat yang tidak kekal. Beliau mengikuti jejak zuhud para
salafus shalih rahimahumullah yang merupakan manusia yang paling jauh
dari dunia dan keindahannya, padahal mereka mampu. Syaikh Bin Baaz
-rahimahullah- adalah sosok panutan, ulama yang patut diikuti, suri
tauladan dalam zuhud, wara’, lari dari manisnya pujian. Berapa kali
dalam ceramah, ketika pembukaan acara banyak orang memuji perangai dan
kedudukan beliau, tapi beliau berkata:
لَقَدْ قَصَمْتَ ظَهْرَ أَخِيْكَ، وَإِيَّاكُمْ وَالتَماَدُحَ فَإِنَّهُ الذَبْحُ، اَللَّهُمَّ اِجْعَلْنِي خَيْرَا مِمَّا يَظُنُّوْنَ، وَاغْفِرْ لِي مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ
“Engkau telah memecah punggung saudaramu, waspadalah kalian dari
saling memuji karena itu adalah penyembelihan, ya Allah jadikanlah aku
lebih baik dari apa yang mereka duga, dan ampunilah aku dari hal yang
tidak mereka ketahui”.
Dengan kata-kata yang bercahaya ini, serta bimbingan yang lurus, kami
melihat beliau sangat tidak menyukai pujian. Hal ini menunjukkan akan
sikap zuhud dalam hati, serta kemuliaan dalam jiwa, kesucian dalam
anggota tubuh, dan rasa takut kepada Allah.
6. Ahli dan fasih dalam berbahasa arab
Syaikh Bin Baaz termasuk salah seorang ulama yang fasih dan menonjol
dalam ilmu bahasa Arab. Hal ini Nampak dari karya-karya dan
ceramah-ceramah beliau. Gaya bahasa beliau mudah dimengerti, manis,
ringkas dan jelas.
7. Kuat dalam hafalan
Diantara hal yang menunjukkan akan kuatnya hafalan Syaikh Bin Baaz,
adalah suatu kali beliau pernah ditanya tentang hadits-hadits dalam
kutubussittah dan kitab hadits lainnya, lalu beliau menjawabnya dengan
menyebutkan secara detail hadits-hadits itu, dari sisi periwayat,
kritikan terhadap sanadnya, dan bagaimana pendapat ulama tentangnya.
Beliau adalah salah seorang yang diberi karunia Allah dengan kemampuan
menghafal shahih Bukhari dan Muslim.
Demikian juga diantara hal yang menunjukkan kecerdasan beliau, ketika
berkutbah maupun ceramah, beliau banyak mengutip ayat-ayat al-Qur’an
dan hadits nabi, ucapan para ulama sesuai dengan teksnya.
Demikian pula, diantara hal yang menunjukkan kecerdasannya, beliau
mampu membedakan suara-suara orang-orang yang mencintai beliau dari
kalangan penuntut ilmu yang mengucapkan salam pada beliau, padahal
jumlah mereka banyak.
Syaikh bin Baaz termasuk tokoh dari kalangan ulama yang memberikan
fatwa di dunia Islam, beliau banyak ikut serta dan menyampaikan ceramah
di berbagai muktamar. Karya beliau banyak dan bermanfaat. Beliau ahli
bahasa Arab, ilmu faraid (warisan), dan ilmu hadits beserta para
periwayatnya. Beliau banyak membaca “tahdzib at-Tahdzib” karya Ibnu
Hajar. Beliau pernah berkata kepada penuntut ilmu yang mencintai beliau :
“Saya hafal sekitar 80 % kitab ini”. Dan beliau telah mempelajari
berkali-kali kitab “Fathul Bari” serta meneliti hadits-haditsnya bersama
Syaikh Muhibbundin al-Khattib dan Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi
rahimahumullah.
8. Sifat dermawan
Beliau tidak pernah menolak suatu permintaan, sebagian penuntut ilmu
menceritakan bahwa salah seorang mujahidin mendatangi beliau (meminta
bantuan), saat itu Syaikh Bin Baaz tidak memiliki kecuali barang yang
dianggap penting oleh beliau, lalu beliau menjual dan memberikan hasil
jualannya di jalan Allah. Dan terlihat kedermawanan beliau saat
berkumpulnya berbagai kalangan (manusia) dalam hidangan meja makan
beliau. Hadir di dalamnya para ulama, penuntut ilmu, para pemikir,
sastrawan, orang-orang awam, orang-orang fakir dan miskin serta para
musafir. Beliau menyambut semuanya, dan ini suatu yang diketahui dan
tidak perlu dibuktikan kebenarannya karena diketahui banyak orang.
9. Aktivitas keseharian
Syaikh Bin Baaz memulai kegiatannya saat hampir tiba waktu subuh,
lalu shalat subuh di masjid beliau, setelah shalat beliau membaca
dzikir-dzikir setelah subuh kemudian menyampaikan pelajaran hingga
matahari terbit. Pelajaran yang banyak diajarkan Syaikh Bin Baz adalah
kitab “Fathul Bari”, “Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah”, “Bulughul Maram”,
“Kutubussittah”, “Syarh at-Thahawi” dan lainnya. Selesai darinya, beliau
shalat dua rakaat lalu kembali ke rumahnya. Setelah itu, beliau pergi
ke perpustakaan, sesampai di sana beliau akan mendapati orang-orang yang
akan memasuki perpustakaan menunggu beliau. Kemudian beliau mengucapkan
salam dan beramah tamah dengan mereka, berdialog, menjawab
permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi. Disamping itu, beliau
menjawab permasalahan melalui telepon dari dalam dan luar negeri Saudi
Arabia dari individu maupun lembaga-lembaga tanpa merasa jemu dan bosan.
Setelah itu, beliau shalat dzuhur berjamaah kemudian kembali bekerja.
Ketika jam menunjukkan 2 siang, beliau pulang ke rumah, dan di sana
para tamu beliau telah menunggu. Beliaupun makan siang bersama-sama
dengan tamunya, setelah itu shalat ashar. Terkadang beliau memberikan
ceramah singkat setelah shalat ashar kemudian pulang ke rumahnya. Pada
waktu maghrib beliau pergi shalat di masjid, kemudian pulang ke rumah
untuk membaca dan mencermati masalah umat hingga waktu isya’. Dan
majelis beliau tidak pernah sepi dari orang-orang yang mengunjungi
beliau.
10. Karya tulis (karya tulis beliau ini ditulis oleh para muridnya, dengan persetujuannya)
• الأدلة الكاشفة لأخطاء بعض الكتاب.
• الأدلة النقلية والحسية على إمكان الصعود إلى الكواكب وعلى جريان الشمس وسكون الأرض.
• إقامة البراهين على حكم من استغاث بغير الله أو صدق الكهنة والعرافين.
• الإمام محمد بن عبد الوهاب: دعوته وسيرته.
• بيان معنى كلمة لا إله إلا الله.
• التحقيق والإيضاح لكثير من مسائل الحج والعمرة والزيارة على ضوء الكتاب والسنة.
• تنبيهات هامة على ما كتبه محمد علي الصابوني في صفات الله عز وجل.
• العقيدة الصحيحة وما يضادها
• الدعوة إلى الله.
• تنبيه هام على كذب الوصية المنسوبة إلى الشيخ أحمد.
• وجوب العمل بالسنة وكفر من أنكرها.
• الدعوة إلى الله سبحانه وأخلاق الدعاة.
• الرسائل والفتاوى النسائية: اعتنى بجمعها ونشرها أحمد بن عثمان الشمري.
• الفتاوى.
• فتاوى إسلامية – ابن باز – ابن عثيمين – ابن جبرين.
• فتاوى تتعلق بأحكام الحج والعمرة والزيارة.
• فتاوى المرأة لابن باز واللجنة الدائمة جمع وترتيب محمد المسند.
• فتاوى مهمة تتعلق بالحج والعمرة.
• فتاوى وتنبيهات ونصائح.
• الفوائد الجلية في المباحث الفرضية.
• مجموع فتاوى ومقالات متنوعة أشرف على تجميعه وطبعه د. محمد بن سعد الشويعر. من 1- 12 طبعة دار الإفتاء.
• مجموعة رسائل في الطهارة والصلاة والوضوء.
• مجموعة الفتاوى والرسائل النسائية.
• نقد القومية العربية على ضوء الإسلام والواقع.
• شرح الأصول الثلاثة
1. Dalil-dalil yang mengungkap kesalahan sebagian kitab
2. Dalil dari al-Qur’an dan kenyataan yang menunjukkan mungkinnya naik ke bintang-bintang serta beredarnya matahari dan bumi tidak berputar
3. Penegakkan hujjah atas mereka yang beristhigatsah kepada selain Allah dan yang membenarkan para dukun dan tukang ramal.
4. Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab : dakwah dan sejarahnya
5. Penjelasan makna laa ilaa ha illallah
6. Penjelasan seputar permasalahan haji, umrah dan ziarah berdasarkan al-Qur’an dan sunnah
7. Peringatan penting terhadap karya Muhammad Ali as-Shobuni seputar sifat-sifat Allah
8. Aqidah yang benar dan hal-hal yang menyelisihinya
9. Dakwah kepada agama Allah
10. Peringatan penting atas dustanya wasiat yang dinisbatkan kepada Syaikh Ahmad
11. Wajibnya beramal sesuai dengan sunnah dan kekafiran orang yang mengingkarinya
12. Dakwah kepada Allah dan akhlak para dai
13. Risalah dan fatwa-fatwa tentang permasalahan wanita : dihimpun oleh Ahmad bin Utsman asy-Syamiri
14. Fatwa-fatwa
15. Fatwa-fatwa tentang Islam oleh Syaikh Bin Baz, Syaikh ibnu Utsaimin dan Syaikh bin Jibrin
16. Fatwa-fatwa berhubungan dengan hukum-hukum haji, umrah dan ziarah
17. Fatwa-fatwa wanita oleh Syaikh Bin Baz dan lembaga majelis ulama Saudi Arabia dihimpun oleh Muhammad al-Musnad
18. Fatwa-fatwa penting seputar haji dan umrah
19. Fatwa-fatwa, peringatan serta nasehat
20. Faedah yang besar dalam masalah-masalah yang wajib
21. Kumpulan fatwa dan makalah dihimpun oleh Doktor Muhammad bin Sa’ad asy-Syuwair jilid 1-12 cetakan Daarul ifta.
22. Kumpulan risalah dalam permasalahan bersuci, shalat dan wudhu.
23. Kumpulan fatwa dan risalah tentang wanita
24. Kritikan atas fanatik kesukuan berdasarkan agama Islam dan kenyataan
25. Penjelasan kitab al-Ushulul ats-Tsalaasah
2. Dalil dari al-Qur’an dan kenyataan yang menunjukkan mungkinnya naik ke bintang-bintang serta beredarnya matahari dan bumi tidak berputar
3. Penegakkan hujjah atas mereka yang beristhigatsah kepada selain Allah dan yang membenarkan para dukun dan tukang ramal.
4. Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab : dakwah dan sejarahnya
5. Penjelasan makna laa ilaa ha illallah
6. Penjelasan seputar permasalahan haji, umrah dan ziarah berdasarkan al-Qur’an dan sunnah
7. Peringatan penting terhadap karya Muhammad Ali as-Shobuni seputar sifat-sifat Allah
8. Aqidah yang benar dan hal-hal yang menyelisihinya
9. Dakwah kepada agama Allah
10. Peringatan penting atas dustanya wasiat yang dinisbatkan kepada Syaikh Ahmad
11. Wajibnya beramal sesuai dengan sunnah dan kekafiran orang yang mengingkarinya
12. Dakwah kepada Allah dan akhlak para dai
13. Risalah dan fatwa-fatwa tentang permasalahan wanita : dihimpun oleh Ahmad bin Utsman asy-Syamiri
14. Fatwa-fatwa
15. Fatwa-fatwa tentang Islam oleh Syaikh Bin Baz, Syaikh ibnu Utsaimin dan Syaikh bin Jibrin
16. Fatwa-fatwa berhubungan dengan hukum-hukum haji, umrah dan ziarah
17. Fatwa-fatwa wanita oleh Syaikh Bin Baz dan lembaga majelis ulama Saudi Arabia dihimpun oleh Muhammad al-Musnad
18. Fatwa-fatwa penting seputar haji dan umrah
19. Fatwa-fatwa, peringatan serta nasehat
20. Faedah yang besar dalam masalah-masalah yang wajib
21. Kumpulan fatwa dan makalah dihimpun oleh Doktor Muhammad bin Sa’ad asy-Syuwair jilid 1-12 cetakan Daarul ifta.
22. Kumpulan risalah dalam permasalahan bersuci, shalat dan wudhu.
23. Kumpulan fatwa dan risalah tentang wanita
24. Kritikan atas fanatik kesukuan berdasarkan agama Islam dan kenyataan
25. Penjelasan kitab al-Ushulul ats-Tsalaasah
(adz-Dzakhiirah al-Islamiyyah Ed 29, hal.37-43)
sumber: Majalahislami.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar